Kontak Redaksi, 03170878086 / 081357333777. yani elbanis

Selasa, 05 Februari 2008

Mengintip Sema'an Alquran Mini di Lamongan



Jawa Pos (RADAR BOJONEGORO), Minggu, 28 Jan 2007

Mengintip Sema’an Alquran Mini di Lamongan

Lancar setelah Pakai Surya Kanta
Membaca sampai khatam Alquran berukuran besar, mungkin sudah biasa. Tapi bagaimana kalau membaca Alquran mini, seperti dilakukan jamaah Masjid Jamik Darul Yaqin Dusun Ngangkrik, Desa Balun, Kecamatan Turi?

DWI SETIYAWAN, Lamongan
---

SEMA’AN (membaca dengan ada yang menyimak) Alquran mini mungkin baru kali pertama diadakan di Indonesia. Langkanya kegiatan ini karena huruf Alquran mini atau biasa disebut stambul, teramat kecil, sehingga sulit dibaca bagi orang awam dan tanpa alat.

Karena itulah, begitu takmir Masjid Jamik Darul Yaqin mengumumkan acara sema’an tersebut pada Jumat siang pekan lalu, warga sekitar berdatangan ke masjid setempat. Sebagian di antara mereka rela meninggalkan aktivitas di sawah dan tambak. Sema’an tersebut dihelat khusus untuk menyambut tahun baru Islam 1428 Hijriah.

Jamaah sema’an tampak memperhatikan dengan saksama saat Ustad Sholih Ahyat, jamaah yang mendapat kesempatan pertama membaca, memperlihatkan Alquran mini itu. Bagian yang ditunjukkan tidak hanya kotak, tapi juga sampul hingga tulisannya.

"Ternyata Islam zaman dahulu itu hebat. Mampu membuat Alquran seukuran jempol tangan. Bagaimana mungkin kita bisa menulis huruf-huruf kecil dan lagi pula untuk apa membuatnya," komentar salah satu jamaah.

Alquran mini itu berukuran 3,33cm x 2cm dengan tebal 1,2 cm dan berat 8,4 gram. Sampulnya terbuat dari kulit dengan warna cokelat kemerah-merahan. Sampul depan bergambar gapura seperti dalam dunia pewayangan.

Tempat khusus Alquran mini ini berupa kotak dari pelat logam. Kotak ini berlapiskan perak dengan guratan-guratan kecil mirip sisik ular. Kotak ini bisa dipakai sebagai liontin kalung.

Alquran antik itu milik Ahmad Yani Elbanis, warga desa setempat. Sebelum sema’an dimulai, secara khusus Yani menceritakan sejarah singkat kitab suci tersebut.

"Saya mendapatkannya dari almarhum kakek saya, Kiai Saekan, yang berasal dari Desa Lebanisuko, Kecamatan Wringin Anom, Kabupaten Gresik," kata dia yang mengaku pernah khatam membaca Alquran mini itu pada Ramadan lalu.

Dikatakan Yani, Alquran mini itu kebanggaan suku muslim Uygur yang berada di daerah otonomi Xinjiang, di Tiongkok. Keberadaan kitab suci mini itu menurut bapak dua anak tersebut merupakan bukti sejarah keemasan Islam sekaligus bukti sejarah penyebaran Islam di tanah Jawa yang dibawa Walisanga.

Ustad Sholih Ahyat, pembaca pertama Alquran mini dalam seaman itu berhasil menyelesaikan surat Alfatihah dengan lancar. Dia mulai kesulitan membaca saat menginjak pertengahan surat Albaqoroh. Setelah beberapa saat berhenti membaca, pria jebolan Ponpes Langitan, Widang, Tuban, itu menarik napas panjang. "Akan saya teruskan lagi membacanya," katanya.

Melihat para pembaca kesulitan, Yani, pemilik Alquran mini itu, tampil membantu. Sambil mengambil kotak kitab suci tersebut, dia memberitahukan bagaimana cara membacanya dengan suryakanta (kaca pembesar) yang menempel pada kotak tersebut. Dengan bantuan kaca pembesar itu, ayat-ayat Alquran mini itu lebih mudah dibaca. Pembacaan Alquran mini itu khatam pada Sabtu malam lalu.(*)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

amazing, subhanallah

 

blogger templates | Make Money Online